Lensabangkabelitung.com, Belitung – Insiden tenggelamnya kapal KM Rizky Biliton pada 6 Desember 2020 lalu tidak membuat ketersediaan elpiji 3 kilogram untuk kebutuhan masyarakat Pulau Belitung habis. Sebelumnya dikhawatirkan akan ada kelangkaan elpiji mengingat KM Rizky Biliton adalah kapal yang disewa PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region II dari pihak ketiga.
Unit Manager Communication, Relation & CSR Pertamina MOR II, Umar Ibnu Hasan mengatakan Pertamina telah menggunakan semua stock tabung buffer di Fuel Terminal Tanjung Pandan sebagai backup tabung yang hilang saat insiden kapal tenggelam.
“Penggunaan buffer stock ini dilakukan dengan pengiriman sekitar 5.600 tabung elpiji 3 kilogram dengan menggunakan kapal bantuan dari Hiswana Migas,” ujar Umar kepada wartawan, Kamis, 10 Desember 2020.
Sebagai bahan bakar alternatif, kata Umar, Pertamina juga telah menyiapkan elpiji Non PSO yang tersedia dalam kemasan 12 kilogram dan Bright Gas serta minyak tanah Non PSO di Fuel Terminal Tanjung Pandan.
“Sebagai antisipasi kejadian yang sama akibat dari kondisi cuaca, Pertamina saat ini telah menyiapkan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) daerah Badau, Kabupaten Belitung yang saat ini sedang dalam proses penyelesaian,” ujar dia.
Umar menuturkan Pertamina memerlukan dukungan dari berbagai pihak dan doa dari seluruh masyarakat untuk memastikan ketersediaan dan distribusi elpiji 3 kilogram sampai kepada masyarakat yang berhak menerima, yaitu rumah tangga pra sejahtera dan usaha mikro.
“Kita juga terus berkoordinasi dengan aparat untuk menginvestigasi kejadian kapal tenggelam tersebut serta menjamin ketersediaan pasokan elpiji sesuai kebutuhan dan kuota yg telah ditetapkan pemerintah,” ujar dia.
Umar menambahkan berdasarkan edaran Kantor Kesahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pangkal Balam dan Tanjung Pandan, bahwa tanggal 6-11 Desember 2020 atau sampai kondisi cuaca di laut memungkinkan, KSOP tidak memberikan surat berlayar kepada kapal-kapal.
Penulis: Servio M | Editor: Donny Fahrum
