NEWS

Hadir di Desa Tempilang, Bambang Patijaya Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan

Lensabangkabelitung.com, Bangka Barat – Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Patijaya, menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD-1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Sosialisasi berlangsung di Desa Tempilang, Bangka Barat, Senin, 8 Agustus 2022.

Bambang Patijaya atau kerap dipanggil BPJ, mewakili dapil Bangka Belitung menjelaskan hal-hal terkait Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dan memberikan pembelajaran lebih mengenai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI, dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berkehidupan berbangsa dan bernegara bersama masyarakat.

Sebelumnya ia terlebih dahulu menjelaskan tentang kebersamaan nilai gotong-royong, toleransi, kerukunan dan hidup berdampingan merupakan nilai-nilai yang sejalan dengan Empat Pilar Kebangsaan.

“Isi dari Empat Pilar Kebangsaan adalah Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, Undang–undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya, Senin, 8 Agustus 2022.

“Dan, Pancasila sebagai Ideologi Negara, seperti yang kita tahu Pancasila sendiri berasal dari dua kata Sansekerta, yakni panca yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asa. Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf keempat Pembukaan Undang–undang Dasar 1945,” lanjutnya.

Dijelaskannya, Undang–undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar tertulis, konstitusi Pemerintahan Negara Republik Indonesia.

NKRI yang merupakan singkatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdiri dari Sabang sampai Merauke. NKRI berdiri sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 oleh Ir Soekarno dan Mohammad Hatta.

“Bhinneka Tunggal Ika merupakan motto atau semboyan Bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah berbeda–beda tetapi tetap satu,” pungkasnya.

Rel

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor