BPJN Targetkan Penanganan 21 Titik Jalan Rawan Kecelakaan Tuntas di 2024
Lensabangkabelitung.com, Pangkalpinang – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penyelesaian 21 titik jalan rawan kecelakaan atau blackspot di Bangka Belitung akan rampung pada 2024.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kementerian PUPR Bangka Belitung, Dadi Muradi mengatakan pihaknya baru menyelesaikan 8 titik blackspot di 2023.
“Total ada 21 blackspot yang akan ditangani dalam kurun waktu 2023 hingga 2024. Di 2023, kita sudah menuntaskan 8 titik blackspot terdiri 6 titik di Pulau Bangka dan 2 titik di Pulau Belitung,” ujar Dadi saat pers rilis capaian kinerja di Kantor BPJN Bangka Belitung, Jumat, 29 Desember 2023.
Dadi menuturkan 8 titik blackspot yang sudah dituntaskan tersebut adalah blackspot Puding Besar 1, Puding Besar 2, Simpang Empat Kampung Jeruk, Simpang Tiga Namang, Puskesmas Sinar Baru, Jalan Soekarno Hatta Pangkalpinang, Simpang Empat Tanjung Pendam dan Simpang Tiga Tanjung Binga.
“Sedangkan 13 blackspot yang akan dituntaskan di 2024 adalah blackspot di Pantai Koba, Jalan Raya Gadung Air Bara, Tikungan Bencah Air Gegas, Pagarawan Merawang, Cambai, SMA Negeri 1 Namang, Simpang Cit Riau Silip, Belinyu-Sungailiat, RM Kampung Lempah, Kantor Imigrasi Pangkalpinang, Simpang Tiga Perawas dan Tugu Kecelakaan Simpang Tiga Membalong,” ujar dia.
Menurut Dadi, penentuan ruas jalan sebagai blackspot dilakukan dengan melihat beberapa kriteria diantaranya melihat angka kecelakaan yang tinggi, lokasi kejadian kecelakaan relatif menumpuk dan lokasi kecelakaan berupa persimpangan atau segmen ruas jalan.
“Segmen ruas jalan dibagi dua kategori yakni jalan perkotaan dengan ruas jalan sepanjang 100 sampai 300 meter dan jalan antar kota dengan ruas jalan sepanjang satu kilometer. Kriteria lainnya adalah kecelakaan terjadi dalam ruang dan tentang waktu yang relatif sama dan memiliki penyebab kecelakaan dengan faktor yang spesifik,” ujar dia.
Dadi menambahkan pihaknya juga telah melakukan sejumlah inovasi untuk meningkatkan pelayanan dengan meningkatkan efektivitas perizinan melalui Sistem Perizinan Langsung (SIPLA), penggunaan teknologi mortar busa hingga peningkatan progres fisik pekerjaan melalui aplikasi Sistem Monitoring Internal (SIMONA).
“Kita juga sudah membentuk tim cepat tanggap darurat untuk mempercepat tindakan dari laporan kerusakan jalan dan jembatan. Selain itu kita mengawasi kualitas produk AMP (Asphalt Mixing Plant) supaya mutu aspal dikendalikan agar tidak terjadi kerusakan dini serta melakukan penyimpanan dokumen secara digital,” ujar dia.
Penulis : Servio M