Romantisme Soekarno di Pesanggrahan Muntok Banka Tin Winning, part 2
Lensabangkabelitung.com, BANGKA BARAT – Keberlanjutan Republik Indonesia sebagai negara pernah ditentukan lewat perundingan-perundingan di Pesanggrahan Muntok BTW. Pengakuan Soekarno tergambar jelas dalam Otobiografi Bung Karno.
“Penyambung Lidah Rakyat tulisan Cindy Adams (1966;390)“ kompromi terakhir persetujuan Roem – Royen berlangsung di meja dapurku di Roemah Instansi Milik Pertambangan (Pesanggrahan Muntok BTW) dimana aku tinggal.”
Di Pesanggrahan Muntok BTW juga ketegasan sebagai seorang pemimpin. dalam menentukan sikap bisa menjadi rujukan tatkala Bung Karno menolak bujuk rayu utusan awal perundingan antara perwakilan Belanda dan Republik Indonesia. yang dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bermusyawarah Pulihkan Republik, Pulihkan Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia dan saya akan bermusyawarah. Tidak sebelumnya.
“Dan romantisme Soekarno pun muncul kala sehari tiba di Mentok dengan melayangkan surat ke istri tercinta; “Fat, ini adalah gambar Mas pada waktu sehari di Mentok. Kurus ataukah gemuk?” Serta kerendahan hati Putra Sang Fajar terukir dalam akhir bab alasan mengapa bersedia menceritakan tapak kaki perjalanan dirinya kepada Cindy Adams,”
“Tetapi barangkali juga aku punya kewajiban menceritakan kisah ini kepada tanah airku, kepada bangsaku, kepada anak-anakku, dan kepada diriku sendiri. Karena ku minta padamu, pembaca, untuk mengingat bahwa lebih penting dari bahasa kata-kata yang tertulis dalam bahasa yang keluar dari lubuk hati,”
“Buku ini tidak ditulis untuk mendapatkan simpati atau meminta supaya setiap orang suka kepadaku, harapanku hanyalah agar dapat menambah pengertian yang lebih baik tentang Soekarno dan dengan itu menambah pengertian yang lebih baik terhadap Indonesia tercinta,”.
Cagar budaya bukan lagi terbatas pada Domain Kebudayaan, sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Nasional, Pesanggrahan Muntok BTW sarat nilai sejarah, nilai arsitektur Indis dan penanda zaman perkembangan Kota Mentok dengan tambang sebagai urat nadi, yang sampai saat ini membersamai masyarakat Babel dalam berkehidupan.
Sebuah potensi, untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya sebagai proses pembelajaran kesadaran bersejarah, pengenalan jati diri masyarakat Bangka yang pada akhirnya dapat dikembangkan serta dikemas untuk kesejahteraan masyarakat.
Kala Dewan Kesenian Bangka Barat memandang cagar budaya bukan lagi terbatas pada domain kebudayaan, tapi sudah berpikir bahwa kebudayaan beririsan dengan pelbagai pemangku kepentingan.
“Selain untuk edukasi juga terselip upaya pemanfaatan cagar budaya untuk kesejahteraan masyarakat dan muncullah,
“Karangan Doa untuk Pahlawan” sebagai wujud Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2023 di halaman Pesanggrahan Muntok BTW,” ujar Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, Bangka Barat, Muhammad Ali, menurut sejarah, Minggu (12/11/23)
Lanjut Muhammad Ali, komunitas @rindudendam sebagai penopang utama pagelaran sekedar memfasilitasi “Soekarno-Soekarno Muda” mengekspresikan pemaknaan Hari Pahlawan sesuai semangat dan eranya.
“Nadifa (12), putri cantik sebagai pelantun Lagu Ibu Pertiwi karya Kamsidi Samsuddin diiringi rekan-rekannya dari SLB Mentok berpantomin seolah ingin menebalkan rasa bakti, kesetiaan, cinta sebagai putra putri Negeri kepada Ibu Pertiwi yang sedang merintih dan mereka berdoa dengan harap sang Ibu bersukacita,” tuturnya.
Masih katanya, pelibatan anak-anak band setingkat SMA dengan riang meluapkan energi bermusik dengan bernyanyi, memetik gitar mencipta instrumen akustik, berpaduan suara.
“Dan generasi diatasnya menampilkan Pertunjukan Musik Gambus bernuansa Arab Melayu yang semakin langka di era kekinian menambah keberagaman tafsir tentang kepahlawanan,” ucapnya
Lanjutnya, puncak pagelaran diiringi doa dan peletakan karangan bunga di Tugu Kemenangan di Halamam Pesanggrahan Muntok BTW. Peristiwa langka yang membangkitkan keharuan dan kenangan puluhan tahun silam semenjak era berganti.
“Tepatnya pasca Soekarno tumbang, rejim baru memberhentikan kegiatan peletakan karangan bunga di setiap Peringatan Hari Pahlawan di Tugu Kemenangan, dan pada Hari Pahlawan Tahun 2023 tradisi penghormatan anak negeri terhadap para pejuang kemerdekaan dilahirkan kembali dengan peletakan karangan bunga,” pungkasnya.
penulis : Adv Disparbudkepora