Bukannya Dididik, SMPN 4 Muntok Malah Mengeluarkan Siswa dari Sekolah, Cuma Gara-gara Konten TikTok

Lensabangkabelitung.com, Muntok – Seorang siswa berinisial AR dipaksa mengundurkan diri oleh SMPN 4 Muntok setelah pihak sekolah mengetahui konten TikTok milik AR yang disebar oleh teman-temannya. Diketahui, video TikTok yang dibuat oleh AR tersebut hanya berisi konten tentang dirinya yang berpura-pura menjadi mama muda umur 16 tahun, beranak satu dan sedang mengandung dua bulan. Meski konten AR tampak tidak menjurus ke hal-hal pornografi karena masih berbusana lengkap, namun pihak sekolah bersikeras untuk mengeluarkan siswa tersebut.
Sebelum diperintahkan untuk menandatangani surat pengunduran diri yang diberikan oleh pihak sekolah, SMPN 4 melalui gurunya sempat memanggil Wali AR agar siswa berumur 16 tahun tersebut untuk tidak masuk sekolah dahulu karena kasihan dan takut AR menjadi bahan ejekan teman sekelasnya. Setelah beberapa hari tidak sekolah, Wali AR dipanggil kembali untuk berdiskusi dan disarankan untuk pindah sekolah saja.
Lalu, setelah beberapa hari wali AR mencari sekolah pindahan, ternyata belum ada yang menerima sebab kalender pendidikan sudah masuk ke pembelajaran semester genap dan ada yang berbeda kurikulum. Khawatir AR tidak dapat meneruskan sekolah, Wali dari siswa tersebut meminta solusi agar tetap bisa bersekolah di SMPN 4 Muntok, namun setelah beberapa hari kemudian ternyata AR malah diberikan surat pengunduran diri untuk ditandatangani.
Akibat dari permasalahan tersebut, AR tidak masuk kelas selama satu bulan dan terancam putus sekolah sebab tidak ada kejelasan apakah bisa tetap bersekolah di SMPN 4 atau tidak.
Untuk mengatasi masalah itu, Kepala Dinas Pendidikan, Rukiman memfasilitasi mediasi antara wali AR dan SMPN 4 Muntok di Ruang Kadis Pendidikan dan Olahraga, Senin kemarin 8 Maret 2022.
“Hasil mediasi tadi, siswa AR diminta untuk mencari tempat sekolahan, pindah ke tempat lain, kami memberikan pandangan dan keputusan kepada pihak sekolah dan orang tua, bahwa sekolah itu lebih ke arah pembinaan dan pendidikan untuk anak, jadi tidak untuk anak menjadi tidak sekolah,” kata Rukiman, 7 Maret 2022.
“Sekolah ini kan punya aturan, aturan yang harus diikuti, pada prinsipnya guru-guru yang saya panggil itu, saya dengar Kepala Sekolah itu sayang kepada AR ini, jadi guru-guru ini menginginkan tetap sekolah, tapi kalau tetap di SMPN 4 itu dikhawatirkan AR diolok-olok oleh teman sekolah,” katanya menambahkan.
Rukiman berharap pihak sekolah tetap menerima AR apabila siswa yang bersangkutan masih ingin bersekolah di SMPN 4. Kadis Pendidikan Babar tersebut juga menegaskan, AR sampai saat ini masih berstatus siswa SMPN 4 Muntok meskipun tidak masuk sekolah selama satu bulan dan telah diminta mengundurkan diri.
“Karena tidak boleh kita main langsung lepas-lepas siswa gitu aja, satu bulan tidak masuk sebab proses pencarian sekolah tadi istilahnya harus tetap melalui tahapan, jadi itu,” katanya.
Melanjutkan penjelasannya, meskipun sudah memberikan surat pengunduran diri agar ditandatangani oleh AR, Rukiman percaya guru-guru yang bersangkutan masih tetap ada naluri untuk memberikan pendidikan dan pembinaan sehingga tidak ada pengeluaran siswa secara langsung.
“Konten (TikTok) itu kan, artinya membuat sekolah merasa seperti apa, bukan malu sih, bagaimana, sekolah itu menjadi ribut, anak-anak sekolah menjadi gaduh,” ungkapnya.
Sekali lagi, Rukiman menjelaskan, alasan pihak SMPN 4 mengeluarkan surat pengunduran diri untuk ditandatangani AR hanya sebagai teguran saja, agar pihak wali murid datang ke sekolah dan tidak bermaksud untuk menyuruh AR benar-benar mengundurkan diri SMPN 4 Muntok.
“Supaya datang untuk kalau masih tetap mau sekolah di mana silahkan cari rekomendasi, ya ini dari pihak sekolah tadi, kami kan hanya memediasi, saya sebagai Kepala Dinas jangan sampai Bangka Barat ada yang tidak sekolah, kemudian kita lebih kepada pembinaan, kita mengeluarkan siswa dengan proses,” katanya menjelaskan.
Penulis: Sepri | Editor: Donny Fahrum