Geopark Beltim Sandingkan Pariwisata dan Sektor Tambang
Lensabangkabelitung.com, Manggar – Pembangunan geopark di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) memadukan dua sektor, yakni pariwisata dan pertambangan.
Pariwisata merupakan gagasan baru yang siap dikembangkan di kawasan itu. Sementara sektor tambang masih menjadi andalan utama bagi sumber pendapatan masyarakat setempat saat ini.
Menurut Sekretaris Geopark Belitung Timur, Yuspian, sektor tambang bisa disinergikan dengan pariwisata dalam konsep geopark. Bahkan geopark bisa jadi atraksi proses tambang.
“Di sini, warisan biologi, geologi, dan kultur, menyatu dengan indah. Berbeda dengan konsep di Kabupaten Belitung,” kata Yuspian, melalui rilis yang diterima redaksi, belum lama ini.
Dikatakan Yuspian, pertambangan masih menjadi sektor utama bagi pendapatan masyarakat di Beltim, selain perikanan laut dan pertanian
Ketergantungan terhadap tambang disebabkan dua sektor lainnya dipengaruhi beberapa faktor yang kurang mendukung. Pertanian di Beltim membutuhkan modal lumayan besar. Sedangkan pendapatan nelayan sangat ditentukan oleh cuaca saat melaut.
“Bisa dibilang, ketergantungan masyarakat Beltim pada tambang masih tinggi,” tuturnya.
Sebab itu, kata Yuspian, untuk mengalihkan sektor tambang ke pariwisata membutuhkan waktu dan kesiapan dari masyarakatnya.
Ia berpendapat, peralihan tidak bisa dilakukan secara langsung tetapi berproses, tanpa mengabaikan dampak ekonomi yang saat ini dibutuhkan masyarakat banyak.
Yuspian sangat berharap para pemangku kebijakan mulai mempertimbangkan fakta-fakta tersebut.
Di sisi lain, ia mengungkapkan bahwa geopark Beltim masih terbentur kendala akses kawasan hutan lindung. Untuk mengatasinya, Yuspian menginginkan sistem pinjam pakai melalui keseriusan pemerintah daerah.
Ia berharap adanya kekompakan dan visi yang sama di antara aparatur negara, dan antarlembaga. Karena sinergisitas sangat penting untuk mewujudkan geopark Belitung Timur.
Camat Kelapa Kampit ini optimis penyelesaian pembangunan geopark Beltim akan menjadikan kawasan ini berada di urutan ketiga dunia. Hal itu disebabkan geosid yang dimiliki cukup luas, meliputi kawasan Open Pit, Cendil, Batu Pulas, Pulau Keran, Mangrove Mengguru, Gunung Lumut, hingga Pantai Burung Mandi.
Menurut Yuspian, di antara wilayah geoside-nya Geopark Belitung Timur, yang menjadi ikonik adalah Open Pit. Akan tetapi, ia mengakui, banyak hal yang harus dibenahi agar lebih memiliki nilai jual tinggi.
Saat ini, Geopark Belitung Timur tengah diusulkan untuk masuk dalam daftar UNESCO Global Geoparks (UGG).
“Mudah-mudahan September ini sudah bisa masuk,” kata Yuspian optimis.(**)