Menanti Kelahiran Kartu Kendali LPG
Lensabangkabelitung.com, Pangkalpinang – Tinggal sedikit lagi, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merampungkan perubahan cara pembelian dan pembayaran LPH 3 kilogram atau gas melon ke metode pembayaran digital. Program yang bocorannya bernama Kartu Kendali LPG ini beberapa kali diutarakan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman dalam banyak kesempatan.
Doni Golput, Kabag SDA, BUMD dan Penyertaan Modal Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatakan, pihaknya sudah pada tahap akhir sosialisasi. Sebanyak 12 agen LPG se-Pulau Bangka yang terdiri 1.046 pangkalan sudah hampir keseluruhan dilakukan sosialisasi mengenai Kartu Kendali LPG ini.
Begitupun dengan di Pulau Belitung. 6 agen LPG yang terdiri dari 405 pangkalan juga sudah selesai disosialisasikan. “Alhamdulillah, sejak sebelum Ramadan saya dan tim sudah keliling Bangka Belitung untuk mensukseskan program ini. Ini saja masih di jalan dari Kampung Dul baru selesai sosialisasi.” Kata Doni, Jumat, 28 Mei 2021.
“Nanti kalau semua sudah selesai di agen dan pangkalan, sosialisasi terakhir ke masyarakat dilakukan di berbagai media, baik cetak, elektronik, pamplet, brosur, videotron dan lain-lain,” lanjutnya.
Kartu Kendali LPG sendiri adalah konsep pendistribusian tertutup atau nontunai, menggantikan sistem pendistribusian terbuka atau tunai. sistem ini bersifat nontunai mulai dari pertamina, agen, hingga ke pangkalan. Dijelaskan Doni, nanti masyarakat yang sebelumnya hanya dijatah 3 tabung, dengan Kartu Kendali LPG ini akan mendapat jatah 4 tabung tiap bulan, sedangkan usaha mikro sebelumnya 9 tabung, dengan Kartu Kendali ini akan mendapat jatah 10 tabung tiap bulan.
Diakuinya, selama ini harga LPG 3 kg memang rentan permainan oknum-oknum agen maupun pangkalan, dia menilai hal ini terjadi karena dampak dari lemahnya sistem pendistribusian terbuka yang selama ini diterapkan. Untuk itu, atas arahan pemerintah pusat, terobosan Gubernur Babel melalui Kartu Kendali LPG ini diharapkan mampu memecah persoalan langka dan tingginya harga gas melon selama ini.
Dikatakannya, rentang 5 tahun terakhir hingga hari ini HET (Harga Eceran Tertinggi) di Pangkalpinang masih sama, yaitu Rp 15.900 per tabung di tingkat pangkalan. Namun tetap dikenakan biaya angkut (distribusi) berdasarkan radius per 60 km yang memang telah lama ditetapkan.
Dijelaskannya, penentuan HET sendiri di tiap radius 60 km itu berbeda antar wilayah, karena kebijakan itu ditetapkan oleh Pemkot dan Pemkab daerah masing-masing. Hal inilah yang menyebabkan HET antar wilayah berbeda.
Ditanya soal jenis kartu yang digunakan, Doni menjelaskan bahwa Kartu Kendali LPG ini sudah ada penandatangan MoU antara Pemprov Babel, BRI, Pertamina dan Hiswana Migas (Himpunan Wirausaha Nasional Minyak dan Gas Bumi). BRI sendiri menyatakan kesanggupannya untuk menyediakan kartu dan aplikasi yang digunakan dalam sistem Kartu Kendali tersebut yang sebelumnya sudah ditawarkan ke sejumlah jaringan bank milik negara dan bank daerah.
Terpisah, Pimpinan Cabang BRI Pangkalpinang, Ferdian Handoko, mengiyakan penjelasan Doni. “BRI sudah menyiapkan sistemnya, BRIZZI sudah disediakan, tinggal pendistribusian dan pelaksanaan saja. Jadi tinggal tahap akhir, menunggu semua selesai, perizinan OKE, tancap gas,” Papar Ferdian ketika dihubungi wartawan via telepon, Jumat, 28 Mei 2021.
Dikatakannya, penentuan siapa yang menerima Kartu Kendali LPG ini adalah pemerintah, pihaknya dalam hal ini hanya penyedia sistem dan alat pembayarannya sesuai permintaan Pemprov Babel supaya subsidi tepat sasaran dan tepat jumlah.
Penulis: Abdul Roni | Editor: Donny Fahrum