BANGKANEWS

Forum Nelayan Teluk Kelabat Dalam Bahas Upaya Perbaikan Paska Tambang

Lensabangkabelitung.com, Belinyu – Forum Nelayan Pecinta Teluk Kelabat Dalam yang tergabung dalam FNPTKD, Minggu, 11 April 2021, menggelar rapat koordinasi guna membahas langkah yang akan ditempuh paska ditertibkan tambang PIP (Ponton Isap Produksi) ilegal oleh aparat gabungan TNI-Polri dan Pol PP beberapa waktu lalu.

Kegiatan yang dimulai pada pukul sebelas siang itu dihadiri oleh desa-desa yang tergabung dalam FNPTKD terdiri dari sejumlah desa di kawasan Teluk Kelabat Dalam yakni Desa Bakit, Semulut, Rukem, Kapit, Pusuk, Tuik, Beruas, Pangkal Niur, Berbura, dan Belinyu.

Rapat koordinasi yang dihadiri nelayan dari berbagai desa di kawasan Teluk Kelabat Dalam ini membahas rencana organisasi jangka pendek dan jangka panjang kedepannya, upaya memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi paska tambang, di mana kawasan tersebut sudah tidak terganggu lagi paska selama 6 hari belakangan tambang ilegal dikawasan tersebut sudah ditertibkan oleh aparat penegak hukum gabungan.

Ketua Umum FNPTKD, Maryono mengatakan rakor ini untuk mempererat silaturahmi antar nelayan teluk kelabat dalam dan rencana organisasi jangka pendek dan jangka panjang kedepannya. Dikatakannya, FNPTKD mempunyai visi untuk melestarikan lingkungan yang sudah rusak akibat aktivitas tambang ilegal di kawasan teluk kelabat dalam. Nelayan di kawasan teluk kelabat dalam berharap tidak ada lagi aktivitas tambang ilegal di kawasan tersbut.

“Kegiatan rembuk nelayan ini kami lakukan bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar nelayan teluk kelabat dalam dan dalam rangka menyusun dan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan atas nama forum nelayan untuk menjaga lingkungan diteluk kelabat dalam sehingga harapan kami tidak ada lagi kegiatan pertambangan illegal di sini,” kata Maryono

Dalam rapat tersebut, nelayan dari Desa Riding Panjang yakni nelayan Dusun Bukit Tulang dan sekitarnya memperlihatkan hasil tangkapan mereka. Adalah udang A yang nilai jualnya tinggi hingga mencapai Rp 100.000,- per kilogram. Hasil tangkapan tersebut sengaja disiapkan sebagai santapan siang para peserta rapat. Dijelaskan, dalam rapat tersebut nelayan merasakan ada peningkatan yang cukup signifikan paska 6 hari penertiban tambang ilegal yang dilakukan aparat di kawasan tersebut.

Nelayan jaring Udang Pulau Dante, Akoi mengatakan mereka sangat senang dan tentram beraktivitas menjaring udang selama tambang ilegal tidak beroperasi selama seminggu terakhir dan mereka berterimakasih kepada aparat yang sudah menertibkan tambang ilegal di sana.

“Harapan kami semua selaku nelayan ne, semoga laut kami ne tetap bersih dan dakde agik aktivitas tambang ilegal, karna berape hari ne hasil tangkapan kami lah mulai membaik,” kata Akoi. “Biarpun sangat kami sesalkan wilayah yang biasa tempet kami muket lah rusak, banyak buji-buji tambang dan bekas stik yang patah bekas tambang, kami harap jen ade agik lah tambang ilegal. Kelak pacak dimanfaatkan oleh generasi mendatang,” tambahnm dia.

Ketua Umum FNPTKD menambahkan, dalam waktu dekat forum akan mencangakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan keaktifan forum, saran, masukan dari rekan-rekan nelayan yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan nelayan yang tergabung dalam forum.

“Kami berharap kepada aparat penegak hukum untuk menelusuri anak sungai di Teluk Kelabat Dalam yang disinyalir menjadi tempat persembunyian para penambang yang menghindari operasi razia oleh aparat” kata Maryono. Dikatakannya, kalau masih parkir di wilayah Teluk Kelabat Dalam, dugaan kami besar kemungkinan mereka akan beroperasi kembali dalam waktu dekat.

“Mohon kiranya aparat penegak hukum yang kami hormati dan kami percayai, bisa mengusut tuntas permohonan kami ini,” pungkasnya.

Penulis: Abdul Roni | Editor: Donny Fahrum

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button