NEWS

Banyak Klinik Jakarta Keluarkan Surat Antigen Abal-abal untuk Modal Masuk Babel

Lensabangkabelitung.com, Pangkalpinang – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Pangkalpinang berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Bangka Belitung untuk melakukan penindakan terhadap pelaku perjalanan yang menggunakan surat keterangan rapid antigen abal-abal.

Kepala KKP Pangkalpinang dr Bangun Cahyo Utomo mengatakan pihaknya menemukan ada beberapa trend yang dilakukan pelaku perjalanan dengan membawa surat antigen yang dikeluarkan oleh klinik-klinik dari Jakarta.

“Jadi dia swab sendiri kemudian dokumen terbit dari Jakarta. Tapi tanggal pelaksanaannya di Babel. Beberapa kasus kita tolak dan kita suruh rapid antigen ulang di bandara,” ujar Bangun saat rapat koordinasi percepatan vaksinasi dan PPKM di Gedung Tribrata Mapolda Bangka Belitung, Jumat, 23 April 2021.

Bangun menuturkan pihaknya sudah tiga kali menemukan kasus seperti itu. Selain klinik dari Jakarta, kata dia, pihaknya juga menemukan ada surat antigen palsu yang dikeluarkan klinik dari Palembang.

“Pengguna surat antigen abal-abal ini biasanya pergi berkelompok. Kita tes hasilnya negatif, Alhamdulillah. Tapi ke depannya kita berkoordinasi dengan Polda terkait kasus seperti itu tidak terjadi. Ini masih kita data di lapangan kejadian-kejadian seperti apa,” ujar dia.

Terkait pelaksanaan genose di bandara, kata Bangun, tercatat kedatangan orang yang masuk ke Babel melalui bandara mulai tanggal 12-16 April 2021 bila dibandingkan dengan minggu sebelumnya terjadi penurunan 43 persen.

“Kalau memang kita lihat kasus Covid-19 meningkat terus setiap hari. Ini berarti transmisi lokal memang sudah terjadi dan prokes memang harus diperketat lagi,” ujar dia.

Ditambahkan Bangun, dari 1200 orang yang melakukan genose di bandara ada 104 yang hasil genosenya positif. Pihaknya kemudian melakukan antigen kepada 104 orang tersebut dan didapat hasil 81 orang negatif, 8 orang genose ulang negatif dan 15 orang isolasi mandiri dan tidak jadi melakukan perjalanan.

“Kalau kita lihat efektivitas genose memang sensitif. Kebanyakan laporan hasilnya positif. Mungkin karena pemeriksaannya, atau ada yang tidak puasa. Sensitif tapi kurang spesifik menurut kita berdasarkan data yang ada,” ujar dia.

Penulis: Servio M | Editor: Donny Fahrum

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button