ARTIKELNEWSOPINI

Diversifikasi Pangan dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Kebijakan diversifikasi konsumsi pangan yang bertujuan untuk meningkatkan konsumsi pangan lokal belum menunjukkan keberhasilan bahkan salah arah dan justru masyarakat lebih memilih pangan global. Permasalahan konsumsi pangan yang dihadapi tidak hanya belum terpenuhinya kecukupan gizi tetapi juga ketidakseimbangan komposisi pangan penduduk. Padahal tujuan diversifikasi konsumsi pangan adalah untuk meningkatkan mutu gizi dan mengurangi ketergantungan pada salah satu jenis atau kelompok pangan. Berbagai studi menunjukkan bahwa mengkonsumsi beranekaragam pangan dapat meningkatkan konsumsi berbagai anti oksidan pangan, konsumsi serat dapat menurunkan resiko hiperkolesterol, hipertensi dan penyakit jantung koroner (Hardinsyah, 1996).

Untuk mengatasi itu, dibutuhkan strategi/kebijakan untuk memperkuat penganekaragaman atau diversifikasi pangan. Jika kondisi ini tetap dibiarkan, maka kita akan selalu dibayangi krisis pangan serta yang lebih penting generasi penerus bangsa akan memiliki daya saing yang kecil dibanding negara lain.

Untuk mewujudkan keberhasilan diversifikasi pangan tersebut menurut penulis ada beberapa kebijakan atau strategi yang harus dilakukan pemerintah antara lain yaitu: (1) meningkatkan kapasitas produksi setiap pangan lokal di setiap daerah melalui peningkatan luas panen dan produktivitas; (2). Promosi pangan lokal yang menyehatkan secara komprehensif, dilakukan secara terus menerus dengan memanfatkan berbagai media yang ada, sehingga pangan lokal akan mampu berdiri di rumah sendiri; (3). Pengembangan dan penguatan kebijakan produksi pangan lokal agar tersedia aneka ragam jenis pangan lokal secara kontinyu dan sesuai dengan kebutuhan dengan mengalokasikan pendanaan secara proposional dan menjadikan pengembangan produksi pangan lokal juga menjadi urusan wajib selain beras, jagung, kedelai, dan lainnya; (4). Pengembangan dan penguatan kebijakan industri pangan lokal di setiap daerah untuk industri rumah tangga, UKM, dan jenis industri lainnya, dan (5) pengembangan teknologi pengolahan pangan lokal sehingga tersedia aneka produk pangan lokal dengan harga yang terjangkau dengan kualitas yang prima. Produk pangan lokal ini juga sesuai preferensi konsumen atau menjadi pendorong agar konsumen menyenangi produk tersebut; dan (6) penciptaan pasar pangan lokal baik tingkat nasional maupun tingkat wilayah. Penciptaan pasar pangan lokal disertai ketersediaan aneka produk pangan lokal yang mampu disandingkan dengan pangan produk modern/pangan impor.

Oleh: Apriyono, SP (Analis Kebijakan Pada Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)
                      

Previous page 1 2 3 4 5

Related Articles

Leave a Reply