Tax Amnesty Cara Instan, Bukan Solusi
Lensabangkabelitung.com, Pangkalpinang – Bagi Bambang Patijaya kebijakan pemerintah terkait tax amnesty bukan solusi, kalau memang tujuannya untuk menarik dana warga negara di luar negeri. Dia menilai cara ini, adalah langkah instan pemerintah yang berupaya manambah uang beredar agar meningkatkan perekonomian Indonesia. Padahal kebijakan fiskal dan target penerimaan yang tidak tercapai, penyebab utama lesunya perekonomian.
Ini disampaikan pengusaha yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Bambang Patijaya. “Tax amnesty adalah suatu cara instan pemerintah untuk menambah uang beredar dengan memberikan pengampunan dan denda atas dana orang Indonesia di Luar negeri. Tax amnesty ini juga memberikan kelonggaran atas pelaporan asset dalam laporan pajak 2015 ke bawah dengan pengenaan tarif denda yang minim,” jelasnya.
Upaya pemerintah menarik dana yang diparkir di luar negeri agar masuk ke Indonesia, dipandang pesimis oleh Bambang. “Dengan ada nya tax amnesty ini harapan pemerintah akan menggairahkan ekonomi masyarakat dalam negeri yang lesu karena kurang darah, akibat disedot oleh pemerintah sendiri,” sambung Ketua KNPI Babel ini.
Melemahnya perekonomian Indonesia, ditambahkan Bambang karena disedot pemerintah dalam instrumen fiskal yakni Surat Utang Negara (SUN). Apalagi asumsi dan target pendapatan negara terlalu ambisius, seperti lifting minyak dan penerimaan pajak yang tidak mungkin tercapai. “Sehingga bolong pada sisi penerimaan APBN, di tambal dengan menerbitkan Surat utang Negara dengan bunga yg tinggi. Hal ini malah menyebabkan dana swasta tersedot kedalam SUN,” tambang Ketua Umum Gema Budhis itu.
Akibatnya dana swasta dipasar yang seharusnya diigunakan untuk investasi atau membiayai kegiatan ekonomi lainnya, malah terkonversi membiayai fiskal APBN lewat instrumen SUN tadi. “Pemerintah sudah mengkerdilkan kapasitas ekonomi Indonesia lewat kebijakan nya ini. Karena sudah mengurangi uang beredar di pasar. Pertumbuhan kredit perbankan dalam setahun belakangan sangat rendah,” ketusnya.
Penulis : Farizandy
(alp)