Gerakan Relawan harus Sinergis dengan Peran Parpol
Lensabangkabelitung.com, Pangkalpinang – Kawan Erzaldi merupakan relawan Erzaldi Rosman menuju kursi Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), adalah politik voluntarisme (kesukarelaan). Penguatan relawan karena pola ikut berpartisipasi secara sukarela dianggap lebih efektif memperluas dukungan, tidak bisa meninggalkan partai politik. Keduanya harus berinteraksi, karena seharusnya berkoordinasi dalam upaya pemenangan.
Pengamat Politik Ibrahim menjelaskan hal tersebut ketika diminta tanggapan soal Kawan Erzaldi, Sabtu (18/6) malam. Politik sukarela tidak akan menjadi kepemimpinan massa karena gerakan mereka spontanitas, karena hanyan memfasilitasi figur menuju kemenangan. “Politik voluntarisme akan bekerja efektif untuk mendulang dukungan, namun parpol tetap menjadi pintu utama. Hemat saya, penguatan politik voluntarisme dan penguatan peran parpol harus berjalan sekaligus,” paparnya.
Menurut Ibrahim gerakan sukarela pada dasarnya positif, basisnya adalah dukungan akar rumput dan komunitas civil society. Masalahnya adalah seberapa dalam dan tulus semangat voluntarisme tersebut “Saya mengkhawatirkan voluntaristik tersebut ‘by design’, belum natural. Di tengah meningkatnya pragmatisme, dukungan berbasis relawan patut dicurigai sebagai agenda setting,” sambung Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Bangka Belitung (UBB) ini.
Walau pun begitu, pria yang pendalaman riset doktornya di Queensland University ini, masih mengapresiasikan politik voluntarisme yang belakangan marak muncul dalam berbagai kemasan. “Istilah relawan, kawan, sahabat, atau apapun menjelaskan mimpi dukungan dari akar rumput. Sejauh natural dan tidak ‘by order’, ini sangat menggembirakan karena akan menjadi vitamin demokrasi. Tentu mimpi kita adalah politik yang natural, bukan pesanan, dan bukan justru perluasan dari syahwat kuasa para kandidat,” papar Ibrahim.
Penulis : Farizandy
(alp)