Harga Turun Akibat Ekspor Timah Naik
Lensabangkabelitung.com, Pangkalpinang – Walau diawal bulan membaik, prediksi harga timah dunia akan kembali turun menjadi kenyataan. Padahal, PT Timah Tbk berupaya agar bulan ini dapat naik ke $ 18.000 perton. London Metal Exchange (LME), pada Rabu (18/5) tercatat membeli $ 16.800 perton, sedang harga jualnya $ 16.825 perton. Perlu diketahui, ekspor timah di bulan April dipastikan diatas angka 7000 ton.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Agung Nugroho kepada lensabangkabelitung.com mengatakan, PT Timah Tbk sebenarnya berusaha agar harga di bulan Mei naik diatas $ 18.000 perton. Melihat harga awal bulan ini, memang dirinya berharap harapan tadi dapat terealisasi. Hanya saja ekspor dibulan April, membuat pesimis Agung upaya harga dapat naik. “Kita memang berharap harga bisa bergerak di $ 17.200 sampai tembus diatas $ 18.000, Namun bulan April ekspor kembali naik, nilai ekspor timah Babel lebih dari 7.000 ton,” jelasnya.
Dampak tingginya ekspor timah bulan April, memang baru dirasakan pada pertengahan bulan ini. Padahal, Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Kamis (12/5) lalu masih mencatat harga lebih baik dari penutupan bulan lalu. ICDX dari Rabu (11/5) menjual $ 17.865 perton untuk tin4nine, harga ini berlangsung sampai Kamis lalu. Sementara Kamis (19/5) kemarin, ICDX hanya menjual TINPB200, dengan harga $ 16.940 perton. “Harga akan naik lagi kalau persedian stok sangat terbatas di bulan May,” ujar Komisaris ICDX, Fenny Wijaya.
Pengamat Pertimahan, Bambang Herdiansyah kepada lensabangkabelitung.com mengingatkan mereka yang berkepentingan. Menjalankan tata kelolah pertimahan, sesuai dengan aturan berlaku sehingga paling tidak dapat mempengaruhi harga timah dunia. Dia menggambarkan, produksi balok timah negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura. “Okelah kita bilang saja dia bisa dapat timah dari China atau Myanmar. Tapi secara geografis seperti Singapur, dari mana pasokan timahnya untuk dilebur jadi balok,” singgungnya.
Dalam situs resminya, Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI), memang meminta audit smelter timah oleh pemerintah tidak hanya mengaudit kapasitas dan pasokan smelter. Ketua Umum AETI, Jabin Sufianto meminta agar audit juga fokus kepada kebocoran ekspor timah. Angka kebocoran tadi, menurutnya mencapai ribuan ton per tahun. “Perlu diingat, selain menimbulkan kerugian negara, hal tersebut akan membuat pasokan timah semakin membanjir di pasar Internasional,” tulis situs AETI tadi terkait komentar Jabin.
(dnl)(alp)