Smelter LTJ PT Timah Sudah Produksi
Lensa Bangka Belitung, Pangkalpinang – PT Timah Tbk memang mulai merancang pengembangan usahanya tidak lagi mengandalkan peleburan mineral logam timah. Selain memiliki pengembangam usaha dibidang agrobisnis, smelter logam tanah jarang (LTJ) di Tanjung Ular, Muntok pun sudah memproduksi kadar LTJ dari monazid ke torium. Pengolahan mineral tanah jarang (Rare Earth Element) tadi memang merupakan proyek percontohan (pilot project), yang sedang dikembangkan PT Timah Tbk.
Seperti dikatakan Agung Nugroho dimedia online nasional, pabrik tersebut merupakan proyek percontohan yang berkapasitas 1.500 Kilogram (Kg) per tahun. Smelter tersebut sudah berproduksi sejak tahun lalu dengan menelan investasi hingga Rp 40 miliar.
Dikatakannya, lokasi pabrik yang dibangun pertengahan tahun ini bersebelahan dengan smelter pilot project tersebut. Namun Agung belum berani membeberkan kapasitas smelter skala industri itu.
Dia hanya menjelaskan smelter tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Pasalnya, hasil produksi rear earth mayoritas untuk memenuhi permintaan di luar negeri seperti perusahaan multinasional Apple Inc.
Direktur Pengembangan Usaha, PT Timah Tbk, Purwijayanto kepada lensabangkabelitung.com juga membenarkan hal tersebut. Menurutnya memang saat ini mereka sedang mengembangkan LTJ, dimana mineral ikutan logam timah telah diproduksi menjadi dua mineral tanah jarang diantaranya monazid ke torium. “Saat ini kita memang sedang mengembangkan rare earth element, dari monazid memang sertifikasinya yang sulit karena harus ada sertifikasi seperti dari Bapeten, jadi sekarang ini masih pilot project. Ini pengembangan usaha perusahaan ke depan,” jelas sarjana teknik metalurgi ITB ini.
Sedangkan, Direktur Utama PT Timah Tbk, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani kepada wartawan memang menginginkan diera kepemimpinan mereka dapat membawa PT Timah Tbk kearah yang lebih baik. Walau pun dihadapkan dengan banyak permasalahan baik internal perusahaan, maupun permasalahan eksteral khususnya di wilayah produksi. Dirut memastikan bahwa pengembangan usaha terkait mineral tanah jarang, memang sedang direalisasikan. “Memang itu masih dalam pengembangan, kita doakan saja bisa membawa manfaat bukan saja untuk republik Indonesia tapi juga memberi manfaat bagi Provinsi Bangka Belitung,” tambahnya.
(dnl) (alp)