Lensa Bangka Belitung, Pangkalpinang – Walau tidak lagi menjadi Komisaris Independen PT Timah Tbk, Emron Pangkapi tetap memiliki peran dominan pasca bergantinya komisaris dan direksi PT Timah Tbk. Dia pun menggelar malam pertemuan komisaris dan direksi PT Timah Tbk dikediamannya, Jumat (22/4) malam. Malam itu, sebelum Emron menutup dengan membaca puisi, Bupati Bangka Tengah (Bateng) Erzaldi Rosman ‘dipaksa’ pembawa acara Ahmadi Sopian membaca puisi.
Dia pun akhirnya bersedia membaca puisi dan naik ke panggung, diurutan ke tiga terakhir. Setelah dirinya Pemantun Negeri Serumpun Sebalai, Karyo membaca belasan pantun, barulah ditutup oleh Emron yang membacakan puisi dan obsesi karya dirinya. Usai Erzaldi membaca puisi tentang timah agar membawa kemakmuran dan kejayaan Babel. Karyo pun membaca belasan pantun yang tiga diantaranya, memuji Erzaldi.
Pembacaan puisi memang diawali oleh Komisaris Utama (Komut) PT Timah Tbk, Fachry Ali, “Aku” Chairil Anwar. Kemudian, Tarman Azam membaca puisi karyanya berjudul “Sepatu”. Direktur Utama (Dirut) PT Timah Tbk, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani membacakan empat pantut yang menurutnya dibuatkan stafnya. Belakangan diketahui, kalau pantut tadi dikirimkan Wirtsa Firdaus, melalui email. Perlu diketahui, Wirtsa bersama Ketua Ikatan Karyawan PT Timah Tbk, Ali Samsuri dipecat oleh direksi pada era kepemimpinan Sukrisno.
Istri Dirut, Elise Pahlevi pun tak mau ketinggalan, dia naik ke panggung membacakan puisi milik WS Rendra. Mantan Bupati Bangka, Yusroni Yazid membaca puisinya berjudul “Nasi”. Mantan Kapolda Babel, Rum Mulkal pun tak mau kalah, disusul Direktur Operasi PT Timah Tbk, M Rizki yang membacakan puisi milik Tarman Azam yang baitnya banyak berbahasa Bangka. Kemudian mantan Dirut PT Timah Tbk, Wachid Usman, istri komisaris PT Timah Tbk, Wilawarma, satu – satunya Direksi era Sukrisno yang tidak diganti, Purwijayanto, istri Komut, Fachry Wirtsa dan Ernawan Rebuin pun bergantian naik ke panggung membaca puisi.
(dnl) (alp)
