Debat Kandidat Bupati dan Wabup Bateng Terbatas, ID Card Jurnalis tidak berlaku
Lensa Bangka Belitung, Pangkalpinang – Debat kandidat calon bupati dan calon wakil bupati kabupaten Bangka Tengah (Bateng) yang diikuti dua kandidat ini terkesan tertutup bagi masyarakat umum. Pasalnya banyak masyarakat dan awak media tidak dapat menyaksikan debat yang dilaksanakan di Novotel Bangka, pada Selasa (1/12) siang.
Tidak hanya masyarakat yang tidak dapat menyaksikan langsung, beberapa awak media juga dilarang untuk mengikuti jalannya debat dikarenakan tidak mengantongi id card (tanda pengenal) yang diterbitkan oleh KPU.
Salah satu jurnalis di Bangka Belitung (Babel), Leo oktavianto mengaku kecewa karena tidak dapat menyaksikan langsung debat ini sehingga menghambat proses penyampaian informasi kepada publik yang ingin mengetahui jalannya debat.
“Tadi sudah kami koordinasikan dengan panitia, bahwa kami dari media yang juga ingin menyampaikan informasi kepada masyarakat yang tidak menyaksikan langsung, tapi tetap saja masih tidak dikasih karena tidak ada id cardnya, jadi ya terpaksa mendengar dari luar dengan speaker yang disediakan panitia,” ujarnya saat dikonfirmasi lensababel.com.
Leo mengatakan bahwa jika memang debat ini terbatas panitia bisa mengakomodir wartawan yang akan meliput, karena tujuannya datang adalah untuk mencari informasi dan mengemasnya kembali agar dapat disampaikan kepada masyarakat luas.
“Kecewa iya, kan saya datang untuk meliput, tapi nyatanya gak bisa masuk, hanya dengar dari luar. Saya berharap kalau memang ini terbatas panitianya seharusnya bisa mengakmodir atau setidaknya ada pemberitahuan menjelang pelaksanaan,” tandasnya.
Ia juga berharap panitia juga janga terlalu kaku hanya pada id card saja, mengingat acara debat seperti ini perlu diketahui masyarakat luas sehingga masyarakat dapat menentukan kepala daerah dnegan objektif untuk memimpin masyarakat lima tahun mendatang.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bangka Belitung (Babel), Fahrur Rozi mengakui ketatnya pengamanan ini namun ia menyesalkan karena awak media tidak dapat meliput secara dekat debat kandidat yang berlangsung terbuka.
“Nanti saya akan tanya ke KPU Bateng, setau saya tadi staf saya juga gak bisa masuk, dan saya pun tadi juga seperti itu tanpa id card tidak bisa masuk, nanti akan saya evaluasi, memang tadi kayaknya kapasitasnya terbatas cuma saya menginginkan bahwa teman-teman wartawan itu bisa punya akses untuk meliput itu,” jelasnya.
Ia menegaskan pihaknya akan mengevaluasi hal ini agar tidak terulang kembali, karena menurutnya wartawan memiliki kesempatan untuk meliput secara langsung. “Itu terbuka secara cuma nanti itu akan saya evaluasi, staf saya kan juga kan gak bisa masuk, tapi kan kalau teman-teman wartawan untuk bisa meliput dari dekat, mestinya kalau memang kapasitas tidak memungkinkan harusnya ada fasilitas lain untuk wartawan dan masyarakat untuk mengakses informasi,” tandasnya.
Penulis : Krisyanidayati
(alp)