LENSA KRIMINALNEWS

Polri Antisipasi Serangan Terorisme

Lensa Bangka Belitung, Pangkalpinang – Kepala divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jendral (Irjen) Pol Anton Charliyan menerangkan bahwa Polri sudah mengantisipasi ancaman terorisme di Indonesia mengingat serangkaian ledakan bom dan penembakan di Kota Paris, Prancis yang diklaim Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang tidak menutup kemungkinan bisa terjadi di Indonesia.

Untuk mengantisipasi ancaman terorisme dari berbagai jaringan pihaknya telah melakukan pengawasan secara ketat terutama warga Indonesia yang baru kembali dari Suriah.

“Tidak hanya ISIS, jaringan terorisme di Indonesia ini banyak , tetapi ini yang berkaitan dengan teroris agar diwasapai terutama mereka yang baru kembali dari Suriah dan itu juga sudah kita petakan,” terangnya saat ditemui lensababel usai memberikan pengarahan di Mapolda Babel pada Rabu (18/11) kemarin.

Bentuk antisipasi lain yang dilakukan Polri dengan melakukan pemetaan keberadaan dan aktivitas warga negara Indonesia yang baru kembali dasri Suriah agar aktivitasnya dapat terpantau. ” Kami juga lakukan pemetaan untuk mengantisipasi ancaman salah satunya memetakan keberadaan mereka-mereka yang kembali dari Suriahyang jumlahnya 29 atau 49 saya lupa angkat pastinya karena perbedaan dari BIN dan Menkopulhukam,” jelasnya.

Meski pihaknya belum mengendus gerakan kelompok teroris di Indonesia, namun pihaknya akan tetap memperketat pengamanan untuk beberapa kedutaan besar yang berpusat di Kota metrropolitan, Jakarta. Hal ini mereka lakukan guna mengantisipasi ancaman terorisme.

“Kami akan tingkatkan pengamanan terhadap target yang mungkin jadi favorit dan seperti kedutaan Prancis dan juga negara-negara tertentu yang ikut terlibat di dalam perang Suriah kita tingkatkan pengamanannya seperti Amerika. Saya meminta kepada kedutaan-kedutaan selain kepada penguatan dari polisi, kita minta mereka juga perkuat masing masing” tegasnya.

Diketahui sebelumnya, ISIS mengaku bertanggung jawab terkait serangan yang menewaskan sekitar 150 orang di Paris, Prancis pada Jumat 13 November 2015 malam waktu setempat. Kelompok teroris itu menyatakan telah mengirim ‘pejuangnya’, yang diikat dengan sabuk bom bunuh diri dan membawa senapan mesin ke berbagai lokasi di jantung ibu kota Prancis.

Serangan itu dirancang untuk menunjukkan Prancis akan tetap menjadi target utama untuk kelompok ‘jihad’, selama negara ini terus menentang kebijakan mereka. Serangan yang dilakukan sejumlah pria bersenjata dan pengebom di 6 titik menewaskan sekitar 150 orang pada Jumat malam waktu setempat itu.

Penulis : Krisyanidayati

(alp)

Lensa Bangka Belitung

Portal Berita Terkini Bangka Belitung

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button