Pertambangan Rakyat Tidak Menjamin Lingkungan
Lensa Bangka Belitung, Pangkalpinang – Ketua Umum Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan (Gempa), Aditia Pratama menegaskan pelegalan pertambangan rakyat akan memperparah kerusakan lingkungan di Provinsi Bangka Belitung (Babel). Pasalnya rata-rata masyarakat masih awam dengan terkait penambangan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
“Masyarakat kita kebanyakan hanya memikirkan hasil, mereka tidak menghiraukan kerusakan yang ditimbulkan, makanya upaya melegalkan tambang rakyat ini akan menjadi blunder otomatis memperparah kerusakan lingkungan di Babel” ujar Adit.
Menurut Adit jangankan pertambangan yang dilakukan oleh rakyat, pertambangan yang dilakukan sekelas perusahaan besar seperti PT. Timah dan perusahaan-perusahan swasta lainnyapun diduga belum sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Kami sangat mengapresiasi apa yang diupayakan pemerintah guna membantu perekonomian rakyat khususnya rakyat Babel, tapi apalah artinya bila harus mengorbankan lingkungan yang mana kita sadari sudah memasuki kondisi krisis,” tukas Adit.
Ia meminta sebelum upaya itu dilakukan ada baiknya jika pemerintah meninjau ulang kebijakan tersebut karena dinilainya akan semakin membahayakan lingkungan. Adit juga meminta kepada seluruh masyarakat Babel untuk memikirkan kembali niat tersebut, sebab timah ini merupakan hasil alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga suatu saat pasti akan habis.
“Kurang lebih 16 tahun rakyat menambang, alhasil kondisi lingkungan Babel luluh lanta, ditambah lagi dengan upaya pelegalan ini, maka kami memprediksi 10 tahun kedepan negeri ini akan menjadi negeri yang sangat gersang, dan bencana akan menghantui masyarakat Babel,” ungkapnya.
Terlebih penambangan yang dilakukan di Laut, yang mana hingga saat ini belum diketahui tingkat keparahan kontaminasi limbah tailing pertambangan terhadap lingkungan laut juga menjadi momok menakutkan bagi lingkungan.
“Kita selalu dinina bobokkan dengan hal yang sesaat, bila timah habis mau bekerja sebagai apa rakyat Babel, berkebun? Tanah sudah rusak, menjadi nelayan, Laut rusak,” sebutnya
Oleh sebab itu pihaknya menolak keras apa yang diupayakan pemerintah terkait upaya pelegalan tersebut, sebab terindikasi hanya merupakan kepentingan para pengusaha yang tidak bertanggungjawab.
“Bila pemerintah tidak memberikan pemahaman serta sosialisasi terkait kaedah-kaedah penambangan yang baik itu seperti apa! maka kami secara tegas menolak upaya tersebut,” pungkas alumnus Teknik Lingkungan ini.
Penulis : Krisyanidayati
(alp)