Air bekas tambang timah bisa menyebabkan kanker
Krisyanidayati
Lensa Bangka Belitung, Pangkalpinang – Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan (Gempa) Bangka, David Sultan mengungkapkan air bekas kolong tambang inkonvensional berbahaya untuk dikonsumsi masyarakat karena masih tersisa mineral – mineral berat yang berbahaya yang dapat menyebabkan kanker kulit.
“Air-air yang bekas tambang jangan dikonsumsi apalagi dijual belikan masyarakat, karena hal ini dapat menyebabkan kanker untuk efek jangka panjangnya untuk kulit dan gigi hancur karena adanya radiasi dari timbang dan mineral-mineral lainnya seperti limbah solar, limbah tailing yang paling berbahaya,” terang David.
Untuk mengembalikan kondisi air bekas TI agar layak dikonsumsi membutuhkan waktu sekitar 20 tahun, hal ini juga harus dibarengi dengan reklamsi misalnya dengan menanam eceng gondok disekitaran air tersebut.
“Dampak radiasi air digunakan bekas tambang itu berbahaya untuk dikonsumsi untuk kulit dan gigi karena mengandung mineral-mineral tersisa dan untuk itu butuh waktu 20 tahun untuk menetralisirnya itu pun harus ditanami dengan tanaman-tanaman enceng gondok misalnya,” jelasnya.
Menjamurnya ilegal minning di Babel merupakan salah satu penyokong meningkatnya kerusakan lingkungan di Babel dikarenakan tidak seimbangnya antara penambangan dan reklamasi yang dilakukan.
“kami tidak melarang untuk menambang tapi perlu diperhatikan keseimbangannya seperti direklamasi agar lingkungan ini tidak rusak. penambangpun jangan sembarang tambang seperi hutan lindung, hutan produksi jangan ditambang semua,” ucapnya.
Ia beharap agar pemerintah terutama Balai Lingkungan Hidup (BLH) untuk menegakkan aturan terkait dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) untuk meminimalisir kerusakan lingkungan.
“Saya berharap pemerintah terutama BLH dan aparat keamanan dapat menjalankan AMDAL agar bisa mengurangi kerusakan lingkungan,” tutupnya.
(alp)