NEWS

Pemdes Mapur Surati PT Timah Tbk, Soal Rencana Operasional KIP di Laut Tuing

Lensabangkabelitung.com, Riausilip – Masyarakat dan nelayan Desa Mapur Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka, melayangkan surat penolakan terkait rencana berperasinya kapal isap produksi atau KIP di laut Dusun Tuing. Surat ditujukan kepada Direktur Utama PT Timah Tbk.

Sebelumnya beredar surat yang dikeluarkan oleh PT Timah Tbk melalui Ka Unit Produksi Laut Bangka, perihal Pemberitahuan Operasi KIP tertanggal 8 April 2021 yang menerangkan rencana beroperasinya KIP Niyom Thaweeckock 5 yang berstatus sewa di Laut Tuing oleh PT Timah Tbk.

Kepala Desa Mapur, Muhammad Kasiwan kepada wartawan mengatakan surat tersebut adalah hasil musyawarah Nelayan dan Masyarakat Desa Mapur yang dihadiri seluruh perangkat Desa Mapur diantaranya perwakilan nelayan, Kadus, RT, BPD, Babinkamtibmas TNI/POLRI dan Camat Riau Silip.

“Jadi dalam rapat itu disimpulkan bahwa berkenaan dengan rencana operasi KIP di Laut Tuing, nelayan dan Masyarakat Desa Mapur meminta agar pemerintah desa mengirim surat ke PT Timah Tbk berkenaan dengan aspirasi nelayan dan masyarakat Desa Tuing,” ujar dia, Rabu, 14 April 2021.

Dikatakannya, nelayan dan masyarakat Desa Mapur menolak rencana beroperasinya KIP di Laut Tuing yang merupakan daerah tangkapan dan tempat mencari rezeki nelayan tradisional setempat. Oleh karena itu nelayan bersama masyarakat meminta PT Timah Tbk untuk mengkaji ulang rencana operasi KIP di Laut Tuing karena situasi di lapangan kurang kondusif.

Terpisah, Kadus Tuing, Kurniawan mengatakan perwakilan masyarakat menuntut pemerintah desa untuk mengambil sikap terkait surat dari PT Timah sebelumnya. Menurut dia, pemerintah desa harus menyampaikan aspirasi Masyarakat terkait polemik yang terjadi.

“Kami seluruh masyarakat Dusun Tuing itu seratus persen menolak rencana operasi KIP, seluruhnya kontra, kalau ada oknum yang menyatakan mendukung itu bukan nelayan, dan mereka itu pendatang. Makanya kami minta Kades untuk bersurat kepada PT Timah Tbk terkait hasil musyawarah ini,” ujar dia.

Dikatakannya, mayoritas masyarakat Dusun Tuing itu petani dan nelayan yang selama ini tidak mengandalkan sektor tambang. Laut Tuing dan sekitarnya masih Asri dengan hasil ikan yang melimpah, bahkan nelayan-nelayan dari sungailiat pun mencari ikan di Laut Tuing.

Sementara itu, Camat Riausilip, Lingga kepada watawan mengatakan bahwa kegiatan yang dimaksud menjelaskan gambaran umum kondisi dan situasi di masyarakat di sana (Desa Mapur), kapasitas dan kapabilatas pemerintah kecamatan dan pemerintah desa tidak untuk membuat keputusan untuk menghalangi rencana beroperasinya KIP di Laut Tuing.

“Kehadiran saya di sana dari sisi kemasyarakatan sebagai Camat Riausilip, kita menghargai masyarakat ketika meminta ruang diskusi, akan kita akomodir aspirasi masyarakat. Kita menghindari jangan sampai masyarakat bertindak anarkis,” ujarnya.

“Untuk rencana operasional KIP disana itu urusan PT Timah, dan masyarakat menuntut untuk dikaji ulang rencana tersebut,” imbuh dia.

Dikatakannya, tujuan perangkat desa adalah memperjelas kondisi real di lapangan seperti apa dan mengharapkan PT Timah Tbk untuk melakukan kajian ulang terhadap rencana operasional KIP di Laut Tuing. Soal respon PT Timah Tbk untuk menghentikan rencana itu atau tidak, itu dikembalikan lagi ke perseroan tersebut.

Abdul Roni

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button