Lensabangkabelitung.com, Pangkalpinang – Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Rustam Effendi kemarin dihadapan Presiden Joko Widodo, Menteri BUMN, Rini Sumarno dan Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir. Melaporkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel ikut mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dibidang kelistrikan.
Seperti merealisasikan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV yang saat ini sedang berlangsung. Sebagai bentuk nyata mendorong percepatan pembangunan penyaluran daya listrik PT PLN, yang interkoneksi. “Energi merupakan kebutuhan vital, karena faktor pendukung pembangunan. Konsumsi energi dipastikan akan semakin meningkat, apalagi untuk pengembangan sektor bisnis dan industri,” jelas Gubernur.
Ini memang disampaikannya, dalam sambutan selamat datangnya ke Presiden. Saat acara peresmian pembangunan 350 Mega Watt untuk enam pembangkit Mobil Power Plant (MPP) di lokasi PLTU Air Anyir oleh Presiden. Dimana Bangka mendapat 2 x 25 Mega Watt (MW) dan Belitung 1 x 25 MW. Selain empat lokasi lainnya di PT PLN Regional Sumatera, masing – masing MPP Paya Pasir Medan, 3 x 25 MW, Nias 1 x 25 MW, Balai Pungut Duri 3 x 25 MW dan Tarahan Lampung 4 x 25.
Kedatangan Jokowi, sapaan akrab Presiden Joko Widodo ke Babel tadi, memang dalam rangkaian kegiatan PT PLN Regional Sumatera, hari ini Presiden akan meresmikan PLTN Meuriah Paloh (Batu Phat), Lhokseumawe, Aceh Utara hari ini. “Dalam peta perencanaan PT PLN akan ada pengembangan PLTMG di Bangka dan Belitung, kemudian 2018 PLTMG di Bangka Barat proses lelangnya sudah di (PT PLN) pusat dan PLTU Bangka I di Bangka Tengah, 2 x 100 MW direncanakan dibangun 2022 – 2023,” ungkap Rustam.
Diingatkan pula oleh Rustam, dengan kondisi kebutuhan energi bagi kegiatan bisnis dan industri yang sedang dan sudah berkembang di Babel. Dapat dipastikan, kebutuhan energi akan menjadi faktor utama berkembangnya usaha bisnis dan industri tadi. Apalagi dalam rangka mendorong sektor Pariwisata, sebagai sektor unggulan Babel. Pasti selain membutuhkan pasokan energi bagi hotel, sektor industri perdagangan rakyat pun memerlukan energi. “Penambahan daya listrik bisa, memang belum dikatakan aman khususnya untuk kebutuhan bisnis dan industri,” sambung Gubernur.
Sementara Jokowi, mengingatkan agar groundbreaking jangan sampai sekadar berproses di awal tanpa pergerakan lebih jauh. Melainkan ada perkembangan berkelanjutan hingga mencapai tahap penyelesaian. “(nanti) Saya cek di lapangan agar proses ini selesai, rakyat juga harus ikut pantau. Kalau janjinya Pak Dirut PLN (bulan) September harus selesai. Kalau tidak (selesai), telepon saya Pak Gubernur. Deal, Pak Dirut,” ungkap Presiden.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Sofyan Basir optimistis keenam pembangkit MPP yang berada di enam wilayah yaitu Bangka sebesar 2×25 MW, Belitung 1×25 MW, Paya Pasir Medan 3×25 MW, Nias 1×25 MW, Balai Pungut Duri Riau 3×25 MW dan Tarahan Lampung 4×25 MW, akan memperkuat sistem kelistrikan Regional Sumatera.
Sofyan menilai, pemilihan pembangkit jenis MPP untuk percepatan rasio elektrifikasi di Regional Sumatera dirasa tepat karena waktu pembangunannya relatif singkat dan akan meningkatkan kemampuan supplay. Lebih dari itu pembangkit ini juga menggunakan gas sebagai bahan bakar sehingga lebih ramah lingkungan.
Menyangkut Wilayah Babel, penambahan dua MPP akan memperkuat sistem kelistrikan setempat. Sofyan memaparkan daya mampu di Bangka saat ini adalah 142 MW dengan beban puncak rata-rata 130 MW. Sedangkan daya mampu Belitung sebesar 42 MW dengan beban puncak rata-rata 36 MW.
Bertambahnya kapasitas pembangkit ini, akat Sofyan, berdampak pada semakin handalnya pasokan listrik di Babel. Dan apabila dilakukan pemeliharaan terhadap salah satu pembangkit maka pasokan listrik masih mencukupi. Dia pun menyebutkan sebagai salah satu destinasi pariwisata nasional dengan potensi pertumbuhan ekonominya, Babel juga mengalami percepatan pembangunan pembangkit baru terkait pembangunan dan pengembangan kelistrikan lokal.
(dnl)(alp)
