NEWS

Angka Kematian Ibu dan Anak Tertinggi Di Bangka Belitung, Wabup Beltim Minta Bidan Lebih Profesional

Lensabangkabelitung.com, Belitung Timur – Wakil Bupati Belitung Timur Burhanuddin menghimbau agar seluruh organisasi profesi kesehatan, terutama bidan di Kabupaten Belitung Timur dapat lebih bersinergi dan berkontribusi dengan Pemkab Beltim untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan terutama penurunan angka kematian ibu dan bayi serta stunting.

Tahun 2019 lalu, kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Beltim mencapai 9 orang. Jumlah ini membuat Kabupaten Beltim jadi peringkat tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Kita harus melakukan identifikasi dulu, di daerah mana, desa mana yang terjadi angka kematian ibu yang tinggi atau stunting. Bidan-bidan kan punya buku kontrol, di situlah mereka bisa kros cek, bagaimana pemberian vitamin, obat dan lain sebagainya,” kata Wabup seusai membuka Musyawarah Cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Beltim, di Hotel Oasis Manggar, Jumat, 28 Agustus 2020.

Identifikasi itu menurut Aan, sapaan Wabup, dapat jadi masukan dari bidan atau pun tenaga kesehatan di lapangan kepada Dinas Kesehatan dalam upaya untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi ataupun stunting.

“Kalau misalnya karena masalah ekonomi, tugas mereka menyampaikan ke intitusi yang mengurusi. Kan dak mungkin semua ditangani bidan, masak masalah ekonomi yang disalahkan bidan,” ujar Aan.

Masukan dari Organisasi profesi kesehatan seperti IBI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawan Nasional Indonesia (PPNI) dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) sangat penting guna mendorong peningkatan pelayanan kesehatan Pemerintah Daerah.

“Kalau secara hirarkis jabatan kan mereka segan ngasih masukan ke kepala dinas kesehatan, karena mereka anak buah. Namun kalau konteksnya mewakili organisasi profesinya maka akan lebih mudah mereka menyampaikan uneg-unegnya atau pun terkait kondisi di lapangan,” tambah Aan.

Ketua Pengurus Daerah IBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nurita menyatakan profesionalisme bidan, terutama bidan desa sangat penting guna menekan angka kematian ibu. Bidan desa merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

“Bidan desa itu harus meningkatkan kualitas pelayanan, karena kalau tidak berkualitas otomatis nanti angka kematian ibu dan bayi tidak bisa diturunkan,” kata Nurita.

Bidan desa, tambah Nurita harus bekerja dengan pelayanan standar 10 T. 10 T itu merupakan Antenatal care atau istilah kesehatan yang mengacu pada program pelayanan kesehatan ibu hamil oleh tenaga profesional.

“Mau dak mau bidan yang ingin menurunkan angka kematian ibu dan bayi harus melaksanakan yang sesuai Standard Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan kebidanan,” ujar Nurita.

Penulis: Rizky Sadewa | Editor: Donny Fahrum

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button