NEWS

Nelayan Desak Parkir Kapal Isap di Sungai Pangkalbalam Disingkirkan

Lensabangkabelitung.com, Pangkalpinang – Alur sungai pelabuhan Pangkalbalam saat ini dipenuhi puluhan Kapal Isap Produksi (KIP) timah yang bersandar di kiri kanan alur muara. Lokasi parkir KIP tersebut telah membuat nelayan kesulitan mencari nafkah akibat lokasi yang sempit dan rusaknya alat tangkap nelayan.

“Keberadaan KIP tersebut sudah sangat mengganggu nelayan kecil yang mencari nafkah di muara pelabuhan,” ujar Nelayan Pangkalarang Haryanto kepada wartawan, Senin, 27 Januari 2020.

Haryanto mengatakan Kapal isap yang parkir di kiri kanan alur sungai sudah mencapai 22 unit. Hal tersebut membuat alur sungai Pangkalbalam yang memang sudah sempit sekarang bertambah sempit.
Saat air pasang kita kesulitan beraktivitas memasang jaring ikan, kepiting dan alat pancing. Selain itu sejumlah alat tangkap nelayan mengalami kerusakan semenjak keberadaan KIP tersebut,” ujar dia.

Nelayan, kata Haryanto, sudah berusaha melaporkan persoalan tersebut ke pihak terkait tapi belum ada tindak lanjut. Sedang untuk langsung ke kapal dinilai percuma karena ada pekerja asing yang menjaga.

“Kita mau ke kapal percuma juga karena yang disana pekerja dari Thailand. Tidak paham bahasanya. Kondisi ini sudah empat tahun dan makin banyak setiap musim angin kencang. Parkirnya mulai dari dok kapal sampai ke muara. Kiri kanan KIP semua,” ujar dia.

Haryanto menuturkan para nelayan menuntut agar seluruh KIP tersebut disingkirkan agar nelayan bisa beraktivitas normal mencari nafkah. Selain itu, kata dia, dikhawatirkan akan menimbulkan konflik yang lebih besar jika dibiarkan.

“Saya saja rugi Rp 600 ribu karena alat tangkap rusak. Bahkan ketika melaut, pendapatan turun hingga Rp 50 ribu per hari. Bukannya tidak berusaha. Tapi wilayah tangkap kita dipenuhi KIP semua. Mereka harus disingkirkan. Apalagi beberapa pohon mangrove rusak di sekitar wilayah tangkap kita nelayan kecil ini,” ujar dia.

Ketua Persatuan Nelayan Pangkalarang Obie Ardi menambahkan saat ini terdapat 64 nelayan kecil yang terdampak akibat sandarnya KIP timah. Untuk itu dia meminta pihak terkait dapat bertindak cepat untuk menyelesaikan persoalan ini.

“Setiap ada penyuluhan dari DKP (Dinas Kelautan Perikanan) sering kita sampaikan. Namun tidak ada tindakan. Total nelayan Pangkalarang ini 159 orang. 64 orang diantaranya adalah nelayan kecil. Kita harapkan secepatnya kapal isap ini disingkirkan,” ujar dia.

Penulis : Vio

Lensa Bangka Belitung

Portal Berita Terkini Bangka Belitung

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor